Inspiring Story

Pramoedya Ananta Toer
            Sejarah, Sastra, dan Idealisme.

                        Pramoedya Ananta Toer, adalah tokoh yang telah memberikan banyak idealismenya pada bangsa Indonesia, termasuk saya.
Pramoedya Ananta Toer akrab di panggil Pram, memberikan gambaran Indonesia semasa imperialisme Belanda dan Jepang.

Hidup Pram tak lepas dari terali penjara. Tetapi Pram tak pernah berhenti untuk berkarya walaupun berkali-kali keluar masuk penjara.
Pada masa pemerintahan Belanda beliau pernah ditahan pada tahun 1947-1949 karena di cap sebagai seorang anti-kolonial. Karya-karya nya pun banyak yang di rampas oleh kolonial, bahkan pemerintahan Indonesia sendiri pada masa orde lama dan Orde Baru, karya nya pun sempat di bakar.
Pada tahun 1960 masa pemerintahan Soekarno pun ia sempat di penjara karena mengkritik kebijakan anti-Cina.
Hanya menghirup udara sebentar dari kebebasan, Pram kembali di penjara di Pulau Buru  pada masa pemerintahan Soekarno.


Pram tetap konsisten dalam berkarya, Idealisme dalam dirinya yang membuatnya untuk terus berkarya. Pram telah banyak sekali melahirkan karya sastra nya dan di terjemahkan ke lebih dari 41 bahasa Asing.
Di pulau Buru lah lahir mahakarya nya, yakni Tetralogi Pulau Buru, yang mengisahkan perjalanan politik MInke atau Raden Mas Tirto Adhi Soerjo di dunia nyata. Pram tak mendapatkan pena dan kertas untuk menulis, karena itulah ia mengisahkan karya ini secara lisan.
Setelah berhasil menulis secara diam-diam, karya itu dikenalkan ke publik oleh rekan Pram seorang pendeta Jerman. Namun, selama rezim Soeharto buku karya Pram sangat sulit untuk didapatkan, peredaran nya di larang.

Setelah di bebaskan pada tahun 1979, Ia menjadi tahanan rumah dan berada di bawah pengawasan ketat polisi hingga akhirnya Soeharto jatuh jabatan pada tahun 1998. Dan ia menghembuskan nafas terakhirnya pada tahun 2006.

Pesan Pram adalah agar bangsa ini sadar akan lingkungan historisnya. Menurut beliau, “Pada kaum muda lah kita menaruh harapa. Bahwa kaum muda sampai hari ini belum memenuhi harapan kita, biarlah zaman yang menilainya. Zaman lah yang akan menjadi saksi, adakah kaum muda berani melawan atau sekedar menjadi pengemis di negeri ini!”
^^
Pramoedya Ananta Toer menginspirasi saya sejak saya membaca salah satu karya novelnya. “Kau terpelajar, cobalah bersetia pada kata hati.” Salah satu pesan Pram dalam bukunya yang berjudul Bumi Manusia. Kaum terpelajar pada masa ini di harapkan untuk membawa perubahan yang lebih baik. Karena kondisi Indonesia yang sedang memanas belakangan ini setidaknya membuat kita berfikir ulang untuk kembali mendengar kata hati.

Setelah membaca karya novel Pram berjudul 'Bumi Manusia' saya penasaran dengan sosok Pram dan akhirnya saya mencari artikel-artikel tentang Pram maupun beberapa karya nya Hujan Bulan Juni, Bumi Manusia, Nyanyi Sunyi Seorang Bisu, Arus Balik.
Pemikiran Pram sejalan dengan tokoh nasionalis lainnya yaitu Soe Hok Gie, Tan Malaka dan para pemikir dan pejuang lainnya.
Hal yang membuat saya mengagumi Pram adalah konsistensi dalam berkarya nya dan berfikir untuk bangsanya dan melahirkan idealisme-idealisme.

Sayangnya di generasi sekarang ini tak banyak anak muda yang tahu tentang Pramoedya Ananta Toer dan karya-karya nya. Padahal, dalam novel 'Bumi Manusia' Pram berpesan bahwa ia mengharapkan generasi muda dapat membawa perubahan negeri ini untuk jadi lebih baik.


Pramoedya Ananta Toer adalah salah satu tokoh arsitek bangsa. Konsistensi, semangat, dan idealisme nya menginspirasi saya.  
  

CONVERSATION

0 komentar:

Posting Komentar

Back
to top